Taruhan Kartu Online - Mulai terancam jadi korban kekerasan dan akhirnya malah jadi penggagas revolusi, musisi di kawasan Timur Tengah mau tak mau harus jadi politis di sana. Pasalnya, membuat musik sendiri adalah kegiatan yang dianggap politis, kalau tak bisa dibilang subversif di dana.
Kecuali kamu tinggal di negara Timur Tengah atau seorang pengarsip world music jempolan, sepertinya kamu bakal kesusahan menyebut lebih dari lima nama musisi dari Timur Tengah. Kalian mungkin mengenal DJ Khaled, produser keren asal Palestina yang menggarap " Wild Thoughts" (salah satu lagu terkeren di 2017). Lalu, ada pula beberapa musisi diaspora asal Timur Tengah yang mengadu keberuntungan di Amerika Serikat dan Eropa, seperti Fatima Al Qadiri, yang berasal dari Kuwait, Sevdaliza dari Iran dan rapper berdarah campuran Inggris-Irak, Lowkey. Jangan juga melupakan Mashrou' Leila, band rock asal Lebanon yang namanya mulai masyhur di kalangan penggemar musik meski keukeuh menyanyi dalam bahasa Arab dan bertamu dalam album terbaru Hercules & Love Affair, Omnion.
Kurangnya musisi Timur Tengah yang menembus kancah musik internasional bukannya tak jadi perhatian para pelaku musik setempat. Pada 2008, Mashrou' Leila hanya sekumpulan mahasiswa arsitektur di Beirut yang gundah gulana karena tak lagi melihat band di sekitar mereka bernyanyi dalam bahasa Arab tentang hal-hal penting dalam kehidupan mereka. "Kebanyakan musik Arab cuma berisi nostalgia doang," jelas gitaris Firash Abou Fakher. Musisi perempuan juga hampir mustahil ditemukan di kancah musik Timur Tengah saat itu. Jika kalian tak percaya, silakan tanya Rotana, musisi pop Arab Saudi, siapa musisi yang mempengaruhi musiknya, niscaya dia akan kaget dan menjawab terbata-bata. "Hampir enggak ada," ujar perempuan berumur 27 tahun itu sembari menuding islam konservatif yang dianut di negaranya sebagai penyebab langkanya musisi (perempuan) di negaranya. "Bayangkan, kami baru bisa konser pertama kali (dalam tujuh tahun) di Saudi tahun ini. Tentu, kami punya artis di kawasan Timur Tengah. Tapi, sayangnya mereka dipandang dengan cara yang berbeda daripada orang barat memandang seorang artis. Di sini, artis adalah warga negara kelas dua."
Kecuali kamu tinggal di negara Timur Tengah atau seorang pengarsip world music jempolan, sepertinya kamu bakal kesusahan menyebut lebih dari lima nama musisi dari Timur Tengah. Kalian mungkin mengenal DJ Khaled, produser keren asal Palestina yang menggarap " Wild Thoughts" (salah satu lagu terkeren di 2017). Lalu, ada pula beberapa musisi diaspora asal Timur Tengah yang mengadu keberuntungan di Amerika Serikat dan Eropa, seperti Fatima Al Qadiri, yang berasal dari Kuwait, Sevdaliza dari Iran dan rapper berdarah campuran Inggris-Irak, Lowkey. Jangan juga melupakan Mashrou' Leila, band rock asal Lebanon yang namanya mulai masyhur di kalangan penggemar musik meski keukeuh menyanyi dalam bahasa Arab dan bertamu dalam album terbaru Hercules & Love Affair, Omnion.
Kurangnya musisi Timur Tengah yang menembus kancah musik internasional bukannya tak jadi perhatian para pelaku musik setempat. Pada 2008, Mashrou' Leila hanya sekumpulan mahasiswa arsitektur di Beirut yang gundah gulana karena tak lagi melihat band di sekitar mereka bernyanyi dalam bahasa Arab tentang hal-hal penting dalam kehidupan mereka. "Kebanyakan musik Arab cuma berisi nostalgia doang," jelas gitaris Firash Abou Fakher. Musisi perempuan juga hampir mustahil ditemukan di kancah musik Timur Tengah saat itu. Jika kalian tak percaya, silakan tanya Rotana, musisi pop Arab Saudi, siapa musisi yang mempengaruhi musiknya, niscaya dia akan kaget dan menjawab terbata-bata. "Hampir enggak ada," ujar perempuan berumur 27 tahun itu sembari menuding islam konservatif yang dianut di negaranya sebagai penyebab langkanya musisi (perempuan) di negaranya. "Bayangkan, kami baru bisa konser pertama kali (dalam tujuh tahun) di Saudi tahun ini. Tentu, kami punya artis di kawasan Timur Tengah. Tapi, sayangnya mereka dipandang dengan cara yang berbeda daripada orang barat memandang seorang artis. Di sini, artis adalah warga negara kelas dua."
Cara Musisi Timur Tengah Melepaskan Diri Dari Cengkraman Konservatisme
Reviewed by Unknown
on
November 08, 2017
Rating:
Tidak ada komentar: